Kalau nak tengok ramai orang tak solat, cuba pergi buat lawatan ke hospital. Mungkin ini bukan fakta yang benar, tetapi pengalaman saya menetap di hospital sebanyak 3 kali seperti membenarkan penyataan ini. Sekali saya masuk ward 0&G Hospital Ampang dan 2 kali saya masuk ward O&G Hospital Sg. Buloh. Kebanyakan pesakit yang tinggal bersama-sama saya merupakan wanita yang mengandung, tetapi mengalami masalah semasa mengandung seperti diabetis, kurang air, kurang darah seperti saya dan sebagainya. Sudah pasti mereka tiada halangan syar'ie untuk bersolat kerana mereka tidak datang haid.
Semasa saya menjaag adik lelaki bongsu saya di Hospital Kluang setahun yang lepas, saya perhatikan juga ramai pesakit yang tidak menunaikan kewajipan solat lima waktu. Mentaliti masyarakat, duduk ward susah nak solat...ataupun tak payah solat...tak tahulah.
Begitu juga dengan menutup aurat bagi wanita. Mereka bukanlah orang-orang yang tidak memakai tudung jika keluar rumah. Mereka datang dengan bertudung. Tetapi apabila masuk ke dalam ward, mereka terus membuka tudung. Bila tiba waktu untuk discharge dan menukar pakaian hospital kepada pakaian sendiri, mereka memakai tudung semula.
Hari pertama saya tidur di ward, saya dikejutkan oleh seorang doktor lelaki cina pada jam 12 malam untuk mengambil darah. Salah satu sebab kenapa wanita perlu memakai tudung di dalam ward, walaupun waktu tidur. Doktor akan memeriksa pesakit pada waktu pagi. Walaupun ward perempuan, tetapi doktor yang memeriksa tetap ada doktor lelaki. Dan kedatangan doktor tidak tentu. Mungkin cepat, mungkin lambat.
Waktu melawat, jam 12.30 tengah hari hingga 2 petang dan 4.30 petang hingga 7 petang. Ramai pelawat datang, lelaki dan perempuan. Sudah pasti pesakit wajib menutup aurat. Tetapi apa yang berlaku sebaliknya.
Bagus jika dapat mendekati pesakit-pesakit di hospital. Doktor dan jururawat mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mengingatkan pesakit tentang solat. Alhamdulillah, jururawat menunaikan solat. Kadang-kadang jururawat risau dan ragu-ragu untuk melepaskan saya pergi ke surau yang berhampiran untuk menunaikan solat. Mereka bimbang saya akan pengsan atau pitam memandangkan muka saya yang pucat dan kadar hemoglobin saya yang rendah..7.2. Saya faham jika apa-apa yang berlaku kepada pesakit, mereka yang akan dipertanggungjawabkan. Kerana itu, pesakit tidak dibenarkan pergi ke mana-mana.
Hospital ialah tempat untuk berehat dari urusan-urusan seharian, tetapi bukan berehat dari menunaikan solat.
Sunday, February 28, 2010
Tuesday, February 23, 2010
The Gift of Health
“Dua nikmat agung yang diabaikan kebanyakan orang ialah kesihatan dan masa lapang.” (Hadis riwayat Imam Bukhari, Tirmidzi dan Ibn Majah)
This email is a true story with pictures.
It may change your life, way of thinking and aims in life.
It is a story of a person from Bahrain named Ibrahim Nasser. He has been paralyzed completely since birth and can only move his head and fingers. Even his breathing is done with the help of instruments.
It was the wish of this young man to meet sheik Nabeel Al-Awdi. So Ibrahim's father spoke the sheik on the phone in order to arrange a visit to Ibrahim.
This is sheik Nabeel in the airport.
Ibrahim was very happy to see sheik Nabeel open the door to his room. We can only see his happiness from his expression as he is unable to speak.
The moment sheik Nabeel entered Ibrahim's room..
And this is Ibrahim's expression on meeting sheik Nabeel
Notice the breathing instrument around Ibrahim's neck.. he is unable to even breath normally.
And a kiss on the for head for Ibrahim.
Ibrahim with his father, uncle and sheik Nabeel
Thus sheik Nabeel and Ibrahim started talking about da'wa on the internet and the striving it requires.
They also exchanged some stories.
And during their conversation sheik Nabeel asked Ibrahim a question. A question that made Ibrahim weep... and tears rolled down Ibrahim's cheek.
Ibrahim couldn't help but weep when he remembered some painful memories.
Here sheik Nabeel wipes the tears from Ibrahim's face.
Do you know what question it was that made Ibrahim weep?
The sheik asked: Oh Ibrahim.. if Allah had given you health.. what would you have done?
And thus Ibrahim wept bitterly and he made the sheik, his father, his uncle and everyone in the room weep.. even the camera man wept
And his answer was: By Allah i would have performed my salaa (prayer) in the masjid (mosque) with joy.. i would have used the favor of health in everything that would please Allah Subhanehu we Ta'ala
Dear brothers and sisters Allah has favored us with agility and health
But we do not perform our salaa in the masjid!!! And we sit for hours in front of the computer or TV .
This email is a true story with pictures.
It may change your life, way of thinking and aims in life.
It is a story of a person from Bahrain named Ibrahim Nasser. He has been paralyzed completely since birth and can only move his head and fingers. Even his breathing is done with the help of instruments.
It was the wish of this young man to meet sheik Nabeel Al-Awdi. So Ibrahim's father spoke the sheik on the phone in order to arrange a visit to Ibrahim.
This is sheik Nabeel in the airport.
Ibrahim was very happy to see sheik Nabeel open the door to his room. We can only see his happiness from his expression as he is unable to speak.
The moment sheik Nabeel entered Ibrahim's room..
And this is Ibrahim's expression on meeting sheik Nabeel
Notice the breathing instrument around Ibrahim's neck.. he is unable to even breath normally.
And a kiss on the for head for Ibrahim.
Ibrahim with his father, uncle and sheik Nabeel
Thus sheik Nabeel and Ibrahim started talking about da'wa on the internet and the striving it requires.
They also exchanged some stories.
And during their conversation sheik Nabeel asked Ibrahim a question. A question that made Ibrahim weep... and tears rolled down Ibrahim's cheek.
Ibrahim couldn't help but weep when he remembered some painful memories.
Here sheik Nabeel wipes the tears from Ibrahim's face.
Do you know what question it was that made Ibrahim weep?
The sheik asked: Oh Ibrahim.. if Allah had given you health.. what would you have done?
And thus Ibrahim wept bitterly and he made the sheik, his father, his uncle and everyone in the room weep.. even the camera man wept
And his answer was: By Allah i would have performed my salaa (prayer) in the masjid (mosque) with joy.. i would have used the favor of health in everything that would please Allah Subhanehu we Ta'ala
Dear brothers and sisters Allah has favored us with agility and health
But we do not perform our salaa in the masjid!!! And we sit for hours in front of the computer or TV .
Sunday, February 21, 2010
Cerita dari Kelantan
Wednesday, 17 February 2010
Siang itu,14 Februari 2010,saya mendarat di Bandara Kota Bharu, Negeri Kelantan. Saya datang ke Kelantan atas undangan Departemen Penerangan Kerajaan Negeri Kelantan,sebagai pembicara ahli dalam acara talkshow berjudul, Selebriti Sebagai Ikon Masyarakat dalam momen Festival Hiburan Islami.
Juga diundang untuk memberi kuliah umum di Masjid Kerajaan. Tiba di bandara panitia sudah datang menjemput.Mereka terdiri dua orang gadis dan dua orang lelaki. Ramah dan baik. Saya langsung diajak untuk menemui tokoh paling dihormati di Negeri Kelantan, yaitu seorang ulama kharismatik yang juga menjabat sebagai Menteri Besar Kerajaan Negeri Kelantan,yaitu Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat.
Di rumah dinas, tempat Menteri Besar biasa menerima tamu, para wartawan dari media cetak dan elektonik telah menunggu.Ternyata di sana sudah datang terlebih dahulu seorang artis dan penyanyi terkemuka Malaysia yang kini setia mengenalkan jilbab, yaitu Wardina Shafiyyah. Tuan Guru Nik Abdul Aziz menyambut dengan senyum yang mengembang.
Kharismanya sebagai seorang ulama tampak jelas.Sayangnya beliau tidak bisa berlama-lama menemani. Sebab saya datang memang terlambat. Saya sampai di Kota Bharu pukul 12 siang lebih,yang semestinya dijadwalkan pukul 11 siang.Penyebab keterlambatan itu adalah pesawat Malaysian Air Lines yang tidak tepat waktu.Semestinya terbang dari KLIA ke Kota Bharu pukul 10.00 ternyata baru terbang pukul 11.20. Saya dijadwalkan bertemu dan berbincang dengan Menteri Besar Tuan Guru Nik Abdul Aziz pukul 11.00,dan beliau ternyata sudah menunggu sejak pukul sebelas.
Beliau pun masih setia menunggu sampai saya datang. Hanya saja tidak bisa berlama-lama menemani,sebab ada tamu lain yang juga harus beliau temui. Sementara beliau menemui tamu yang lain, saya yang baru datang diminta untuk menyantap hidangan makan siang bersama Wardina Shafiyyah dan suaminya.Sebelum makan siang, para wartawan minta konferensi pers.Banyak pertanyaan yang diajukan seputar perkembangan perfilman di Indonesia.
Ada juga yang bertanya tentang proses pembuatan film berkarakter seperti Ketika Cinta Bertasbih dan Ayat Ayat Cinta. Saya sempat menunggu-nunggu adakah wartawan yang akan menanyakan hal berkaitan dengan Manohara. Sebab saya sedang berada di tempat Manohara pernah membuat kisah yang banyak mendapat perhatian di Indonesia.Ternyata tidak ada satu pun yang menyinggung masalah itu.Semuanya fokus menanyakan segala hal yang berkaitan dengan seluk beluk perfilman dan sastra.
Adzan dhuhur berkumandang, Menteri Besar mengajak shalat berjamaah. Saya tidak ikut karena ada bagian dari pakaian saya yang kotor, saya memilih untuk menjama’ shalat dengan jama’ ta`khir.Selesai shalat berjamaah Menteri Besar kembali menemui saya. Kami berbincang- bincang sebentar. Lalu bagian dokumentasi Kerajaan Negeri Kelantan meminta saya berfoto bersama Menteri Besar Tuan Guru Nik Abdul Aziz.
Setelah itu panitia mengajak saya langsung ke acara inti yaitu talk show di KB Mall Kota Bharu Kelantan. Panitia memberi tahu pengunjung telah membludak.Saya meminta pengertian panitia untuk membawa saya ke hotel dulu.Sebab saya baru tiba dari bandara, saya perlu cuci muka dang anti pakaian.
Sebenarnya sejak awal saya ingin ke hotel dulu dan berpakaian lebih rapi ketika bertemu dengan Tuan Guru Nik Abdul Aziz. Tetapi waktu tidak memungkinkan, Tuan Guru sudah lama menunggu. Akhirnya saya ikut saja. Maka ketika saya diajak langsung ke KB Mall, saya minta pengertian panitia. Dan mereka setuju. Saya dibawa ke Kelantan Trade Centre untuk membersihkan badan dan ganti pakaian. Acara talk show di KB Mall berjalan hangat.Pengunjung membludak.
Yang unik adalah background panggung dan hiasan Mall seratus persen bernuansa China. Karena hari itu memang bertepatan tahun baru China. Akan tetapi acara sesungguhnya adalah Festival Hari Hiburan Islam. Dalam acara itu tampak jelas kerinduan masyarakat Malaysia akan hadirnya film-film Islami di Malaysia. Masyarakat Malaysia mengakui dalam hal kreatifitas pembuatan film Islami pun Malaysia masih tertinggal beberapa langkah dari Indonesia.
Mereka takjub dengan yang terjadi di Indonesia.Mereka merindukan adanya audisi pemilihan bintang film yang bermoral seperti yang dilakukan di Indonesia melalui film Ketika Cinta Bertasbih. Hari berikutnya, saya menyempatkan diri melihat rumah kediaman Menteri BEsar sederhana dan paling bersih di Malaysia. Saya memang ingin melihat langsung seperti apa rumah tokoh besar yang namanya tercatat dalam 50 tokoh Islam berpengaruh didunia dan dimuat dalam buku berjudul ”The 500 Most Influential Muslims” yang dieditori oleh Prof. John L Esposito dan Prof Ibrahim Kalin.
Rumah MEnteri BEsar Nik Abdul Aziz memang biasa saja, sama dengan umumnya rakyat Malaysia. Rumah itu ada di samping masjid, berada di komplek lembaga pendidikan yang didirikannya. Tak ada penjaga.Tak ada protokoler.Tak ada polisi yang tampak. Benar-benar biasa.
Siapa pun bisa menemui Menteri BEsar ini jika beliau ada di rumah. Siang itu beliau tidak ada di rumah. Saya memang tidak membuat janji untuk itu. Saya ditemui salah satu putra beliau yang juga bersahaja. Dari cerita orang-orang Kelantan, ternyata Menteri Besar Dato` Nik Abdul Aziz dikenal orang yang sangat dekat dengan segala lapisan masyarakat. Ada kebiasaan unik yang dilakukan pemimpin paling kharismatik di Malaysia ini.
Setiap hari Jumàt, tepatnya setelah shalat shubuh, Menteri Besar yang juga ulama besar ini selalu menyediakan diri menjadi tukang cukur bagi rakyatnya. Maka tak heran, jika setiap hari Jumàt, masyarakat berdatangan shalat shubuh di masjid beliau, dan beliau yang menjadi imam shalat. Selesai shalat shubuh puluhan orang bersiap diri untuk dicukur rambutnya oleh beliau. Dan beliau melakukan hal itu dengan penuh rasa sayang pada rakyatnya.
Kebiasaan beliau yang lain. Selama ada di kantornya,jika bukan untuk urusan Negara maka beliau akan mematikan semua fasilitas yang ada di sana. Misalnya jika dia harus shalat pada waktu malam, karena shalat adalah urusan pribadi dan bukan urusan Negara,dia mematikan lampu dan AC yang ada di ruangannya. Kepribadian ini mengingatkan pada kepribadian Umar bin Abdul Aziz.
Tak heran jika Dato` Nik Abdul Aziz ini,pada tahun 1998 dinobatkan oleh Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GERAK) sebagai Menteri Besar - kalau di Indonesia sepadan dengan gubernur- yang memiliki reputasi paling bersih di Malaysia.Anugerah itu diberikan sebagai penghargaan atas usaha beliau menentang gejala bentuk suap dan korupsi selama memerintah Negeri Kelantan selama hampir 18 tahun.
Tiga hari saya berada di Malaysia, dan saya menjumpai betapa cintanya penduduk Kelantan pada Tuan Guru mereka,kepada ulama mereka yang juga menjadi Menteri Besar mereka. Ada kalimat Tuan Guru Dato` Haji Nik Abdul Aziz yang diingat selalu oleh rakyatnya, yaitu, ”Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menyatukan hati banyak orang. Bukan pemimpin yang hanya mampu menggunakan kekuasaannya untuk membatasi ini dan itu.
” Selama tiga hari juga,saya masih penasaran kenapa tidak satu orang pun yang menyinggung Manohara. Akhirnya pada suatu jamuan makan bersama beberapa panita, salah seorang dari mereka menanyakan kasus Manohara. Dia bertanya, apakah citra Kelantan sedemikian buruk di Indonesia. Saya jawab,mungkin iya.Tampak dia agak sedih.
Saya lalu balik bertanya sebenarnya bagaimana masyarakat Kelantan memandang kasus Manohara? Orang itu menjawab,mayoritas masyakarat Kelantan tidak tahu menahu tentang kasus Manohara. Tidak ada beritanya sama sekali di Kelantan.Dan itu juga bukan urusan pihak Kerajaan Negeri Kelantan, tetapi itu urusan dalam rumah tangga Istana Raja. Dia sendiri memandang tidak ada yang bisa dibenarkan dalam kasus Manohara.Menurut dia keduaduanya salah. Dia berkata,”Mereka bertemu secara tidak baik-baik,dan berpisah juga dengan tidak baikbaik.
Itu masalah dua anak kecil yang tidak baik,tetapi disangkutpautkan dengan negara.’ Paling tidak mendengar hal itu, saya telah mengetahui satu sudut pandang masyarakat Kelantan tentang kasus itu. Kenyataan yang saya temui, masyarakat awam Melayu Kelantan sangat menghargai bangsa Indonesia. Dan masih mengakui Indonesia sebagai bangsa besar.
Seorang di antara mereka dengan jujur mengatakan kepada saya, ”Indonesia adalah ikon Islam di Asia Tenggara.Jika Indonesia tegak, maka umat Islam di Asia Tenggara termasuk Malaysia tegak. Jika Indonesia runtuh yang lain juga akan runtuh.”
Habiburrahman El Shirazy
Budayawan Muda, Penulis Novel Ketika Cinta Bertasbih
http://www.seputar- indonesia. com/edisicetak/ content/view/ 305020/
Wednesday, February 17, 2010
Sedap...tapi berhati-hati memilih.
“Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah [2]:168).
Pilihlah makanan yang baik...bukan sahaja halal tetapi baik untuk kesihatan :). Sebelum memilih jenis makanan yang akan kita makan, hendaklah dipastikan penyediaan makanan dalam keadaan bersih dan tidak meragukan, terutamanya jika kita membeli makanan di kedai-kedai makan, gerai-gerai dan pasar malam. Kebersihan sebahagian daripada iman. Makanan akan menjadi darah daging kita dan memberi kesan kepada pembentukan peribadi dan amalan seharian kita.
Bagi ibu-ibu yang mengandung, pemilihan makanan tersangat penting untuk pembesaran bayi. Alhamdulillah, alahan saya sudah tiada lagi sejak kandungan memasuki usia 4 bulan. Sangat berselera untuk makan. Jika makan malam di luar, purata makan untuk dua orang termasuk minuman ialah RM10. Tetapi jika saya masak sendiri, RM 10 cukup untuk membeli udang, sotong, ikan dan sayur, malah lebih lagi. Lebih jimat dan puas.
Jadi, berhati-hati dalam membuat pilihan. Pilihan di tangan anda. Yang halal itu semestinya wajib. Dan yang halal itu semestinya yang baik untuk kesihatan dan pembentukan peribadi kita. Berhati-hati dalam memilih makanan, bukan tolak batu dan kayu sahaja.
Pilihlah makanan yang baik...bukan sahaja halal tetapi baik untuk kesihatan :). Sebelum memilih jenis makanan yang akan kita makan, hendaklah dipastikan penyediaan makanan dalam keadaan bersih dan tidak meragukan, terutamanya jika kita membeli makanan di kedai-kedai makan, gerai-gerai dan pasar malam. Kebersihan sebahagian daripada iman. Makanan akan menjadi darah daging kita dan memberi kesan kepada pembentukan peribadi dan amalan seharian kita.
Bagi ibu-ibu yang mengandung, pemilihan makanan tersangat penting untuk pembesaran bayi. Alhamdulillah, alahan saya sudah tiada lagi sejak kandungan memasuki usia 4 bulan. Sangat berselera untuk makan. Jika makan malam di luar, purata makan untuk dua orang termasuk minuman ialah RM10. Tetapi jika saya masak sendiri, RM 10 cukup untuk membeli udang, sotong, ikan dan sayur, malah lebih lagi. Lebih jimat dan puas.
Jadi, berhati-hati dalam membuat pilihan. Pilihan di tangan anda. Yang halal itu semestinya wajib. Dan yang halal itu semestinya yang baik untuk kesihatan dan pembentukan peribadi kita. Berhati-hati dalam memilih makanan, bukan tolak batu dan kayu sahaja.
Tuesday, February 16, 2010
cuti-cuti malaysia
Alhamdulillah...dapat pulang ke kampung di kelantan sepanjang cuti tahun baru cina yang lalu. Satu perjalanan yang agak lama...maklumlah ramai yang ingin pulang ke kampung halaman seperti kami juga. Kami bertolak pada hari sabtu petang, jam 3 selepas saya selesai menghadiri program. Kami tiba di gua musang jam 10.45 malam. Bersyukur kerana perjalanan pulang begitu lancar. Jam 10 malam kami bertolak dan tiba di rumah Puncak Alam jam 2.45 pagi. Toll free :).
Nampaknya ramai staff yang menyambung cuti daripada 17 hb hingga 19 hb. Kebetulan pelajar-pelajar sedang bercuti selama seminggu. Saya simpan cuti saya untuk persediaan menyambut dan menguruskan anak kelak...di tambah dengan cuti bersalin 2 bulan.
Lama bercuti menyebabkan saya agak keliatan untuk pergi bekerja. Jam 7.54 saya bergerak dari rumah. Punch jam 8.03 minit. Lambat 3 minit. Saya masih lagi amatur dalam memandu kereta. Kurang keyakinan lagi untuk memandu laju ke tempat kerja. Kemahiran parking juga masih tidak mantap :). Perlu lebih banyak latihan.
Alhamdulillah, mak dan ayah mentua serta adik2 sihat. Seronok dapat pulang ke Kelantan dan berjalan-jalan melawat saudara mara di sana. Sementara kami belum mempunyai cahaya mata lagi, mudah untuk kami berjalan-jalan. Tinggal lagi saya perlukan rehat yang secukupnya untuk travel.
Minggu hadapan, saya perlu ke klinik kesihatan pada hari rabu dan klinik pakar O&G Hospital Sg. Buloh pada hari khamis untuk membuat pemeriksaan berkala. Semoga bacaan hb saya meningkat dan semoga bayi dalam kandungan ini sihat dan membesar dengan sempurna. Kami belum lagi menetapkan nama yang sesuai untuk anak yang akan lahir ini. Abang kata anak ni lelaki...tapi kalau dia perempuan, bolehlah jadi kawan Sumayyah. Sumayyah adik ipar bongsu saya. Sumayyah berusia 9 bulan.
Kafeteria tutup, mujur shop buka. Tengah hari ni, saya makan roti raisin oatmeal dan jus buah twister. Malas rasanya untuk pergi ke luar untuk membeli makanan. Saya masih lagi belum berkesempatan untuk bangun awal pagi dan memasak sarapan berat di rumah. Kesian abang. Petang selepas pulang ke rumah baru saya memasak untuk makan malam. Saya perlukan stamina yang lebih. Setiap hari saya teringin untuk bangun awal pagi dan memasak makanan berat untuk sarapan dan makan tengahari di rumah untuk abang. Dulu samasa kami tinggal di Keramat dan saya mengajar di Sekolah Islam Adni, selalu juga saya sediakan sarapan berat untuk abang. Sejak mengandung, saya cepat terasa penat, letih, termengah-mengah dan tercungap-cungap. Mujur abang tolong sediakan sarapan, walaupun ringkas. Baik sangat abang :).
Thursday, February 11, 2010
Terkini...
Dulu sebelum kahwin suami saya yang beria2 mencadangkan supaya diwujudkan sebuah blog sempena perkahwinan kami. Sudahnya, abang cuma posting dua kali je, itupun sebelum kahwin masa tengah semangat dulu :).
Alhamdulillah, sekarang kami sudah berpindah ke puncak alam. Akhir bulan januari yang lalu, kami telah pergi ke rumah lama di AU3, Keramat untuk menyerahkan kunci dan mengambil barang-barang yang tertinggal.
Alhamdulillah, sudah 19 minggu kami bergelar suami isteri. Bakal anak kami pula sudah berusia 17 minggu dalam kandungan. Semoga ALLAH mengurniakan anak yang soleh, sihat dan sempurna kepada kami.
Alhamdulillah, kami berpeluang menyertai usrah dan aktiviti2 yang dijalankan di puncak alam ini. Alhamdulillah juga, kami juga berpeluang mengikuti kuliah pengajian di surau Al-Furqan. Boleh dikatakan hampir setiap hari surau ini aktif mengadakan kuliah2. Cuma, seminggu dua minggu ini, saya tidak dapat istiqomah untuk menghadirkan diri ke surau kerana masalah kesihatan.
Sepanjang 19 minggu bergelar suami isteri banyak pengalaman suka, duka, pahit, manis, ketawa, menangis yang dikongsi bersama. Asam garam dalam kehidupan berumahtangga yang baru sedikit kami lalui. Sesungguhnya, iman dan taqwa itu sebaik-baik bekalan dalam melangkah ke alam rumahtangga. Ada kalanya saya merasakan tidak kuat, goyang dan rapuh (mungkin juga seringkali), di situlah suami saya akan mengingatkan saya. Saya berazam, berusaha dan bercita-cita untuk menjadi isteri yang solehah...tetapi bukan semudah itu untuk menjadi isteri yang benar-benar solehah. Mudah-mudahan ALLAH memberikan kekuatan kepada saya dan mengurniakan darjat isteri solehah kepada saya.
Sepanjang usia perkahwinan ini, sudah dua kali saya dimasukkan ke hospital, dan sepanjang perkahwinan ini, sayalah yang paling kerap pergi ke klinik. Terima kasih kepada suami saya kerana menemani saya setiap kali saya dimasukkan ke hospital, menemani setiap kali saya membuat pemeriksaan di klinik pakar dan klinik kesihatan. Terima kasih juga kerana bersungguh-sungguh menjaga pemakanan saya sepanjang saya mengandung...hemoglobin saya sangat rendah...diklasifikasikan sebagai anemia yang teruk kerana saya adalah pembawa beta thalassemia...sudah dijangkakan akan mengalami penuruman hemoglobon ketika mengandung. Insya ALLAH semuanya baik-baik sahaja, tinggal lagi saya perlu menjalani pemeriksaan yang lebih kerap di hospital dan klinik kesihatan.
Rumah kami di Puncak Alam masih lagi serba-serbi kekurangan. Dapur untuk memasak, peti sejuk, mesin basuh, Alhamdulillah sudah ada. Tinggal lagi set meja makan, TV, astro apatah lagi :), almari, tikar...semuanya masih dalam proses :). Alhamdulillah, ALLAH beri kemudahan kepada kami untuk bergerak dengan kereta dan juga motorsikal.
Semoga kami dapat mendirikan baitul muslim yang soleh, mudah-mudahan.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami beroleh dari isteri-isteri dan zuriat keturunan kami: perkara-perkara yang menyukakan hati melihatnya, dan jadikanlah kami imam ikutan bagi orang-orang yang (mahu) bertaqwa. (Al-Furqan:74)
"Wahai Tuhanku! Jadikanlah daku orang yang mendirikan sembahyang dan demikianlah juga zuriat keturunanku. Wahai Tuhan kami, perkenankanlah doa permohonanku. "(Ibrahim:40)
" Wahai Tuhanku! Kurniakanlah kepadaku dari sisiMu zuriat keturunan yang baik; sesungguhnya Engkau sentiasa Mendengar (menerima) doa permohonan". (Ali Imran:38)
Subscribe to:
Posts (Atom)